Hari Terakhir RBL?

18 April 2015, hari ini adalah hari yang cukup membahagiakan untuk saya karena akhirnya saya bisa lepas dari tugas RBL yang membebani pikiran selama semester ini.. Yeay :'D *ini juga jadi salah satu alasan saya jarang ngepost di blog lagi.

Baru jam setengah 1 siang tadi, tepatnya di Laboratorium Fisika SMAN 3 Bandung, saya dan rekan sekelompok saya, David, Lucky, dan Eko mempresentasikan laporan akhir RBL kami. Sebelumnya pasti yang baca post ini gatau RBL itu apa kan? *kecuali kalo yg baca ini butil :v Jadi, RBL itu singkatan dari Research Based Learning, atau semacam tugas riset untuk se-semester gitu lah. Tugas ini diberikan ke semua siswa kelas 11 SMAN 3 untuk memenuhi Tugas Mandiri Fisika. Pokoknya semua anak tiga sebelum lulus harus merasakan apa yang namanya riset, biar ga kaget pas kuliah.. *the teacher said. Pribadi sih, ketika pertama kali mendengar RBL ini saya masih sangat awam dengan yang namanya riset, dan memang first impression dengan istilah "RBL" itu bakal cape banget, projek berbulan-bulan, lelah ngerjain laporan gitu -__-. Tapi kenyataannya... emang bener sih :'v. Namun akhirnya, setelah kerja keras siang malam... *lebay* mengerjakan RBL selama 4 bulan ini, semua itu sudah terbayar tuntas dalam presentasi akhir siang ini, ya cukup worth it lah *alhamdulillah.


Semua ini bermula ketika Bu Diana tersayang (guru fisika SMA 3). Ketika awal masuk semester 4 langsung memberi tugas ini dan menyuruh untuk membuat kelompok berisikan 4 orang. Nah awalnya, mau sama yang lagi duduknya deket aja , Ardji, Eko, David, namun Ardji berkata, "Kalo cowo semua mah gaakan baleg" *emang bener sih :(. Gagal saja harapanku untuk punya rekan sekelompok rajin seperti Ardji, jadi karena Lucky gamasuk, kami masukin dia aja ke kelompok.

Nah, pas memikirkan judul apa yang mau dikerjain, kita semua bingung, setelah googling beberapa menit sempet kepikiran kapal selam lah, kapal terbang lah, kapal otok-otok lah, kapal otok2 yang bisa terbang lah  -__-. Udah pesimis tea kelompok ini bakal jalan...

Akhirnya saya mendapat hidayah, saya inget dulu pernah punya eksperimen2 kecil fisika gitu yang tinggal susun, nah diantara eksperimen2 itu, ada pemanas berbahan hitam yang menggunakan sinar matahari, jadi terinspirasi gitu *asik. Lalu saya, tanya2 ke bapak saya dan googling2, dan menurut saya ini bisa saja dicoba buat RBL *pribadi emang penasaran. Ditemukanlah blog ini:
Media Pendidikan Alternatif: Membuat Kompor atau Pemanggang Tenaga Surya
Terima Kasih Pak Yusuf :'D

Setelah mengusulkan ke multichat kelompok, semuanya bilang "Terserah..." :(. Akhirnya karena hari itu H-1 deadline pengumpulan abstraksi, saya nekat aja bikin sendiri.. dan hasilnya salah isi :(. Setelah itu, berminggu minggu tanpa kerja, UTS telah dilewati, deadline alat dan bahan pun sebentar lagi... Belum difix-in lagi mau ngerjain apa kelompok ini teh. Dengan motivasi berlipat, akhirnya semua beranjak dari kemageran dan mulai membuat alat, dengan modal blog tadi kami mengumpulkan alat dan bahan, dan membangun alat selama.. kira2 3 jam lah... Akhirnya jadilah Oven Matahari 1.0 :'D

Saya dan David berfoto dengan Oven Matahari 1.0 :v

Tingkat optimisme kelompok ini semakin meningkat, kami pun mencoba oven ini dengan melakukan percobaan di kosan Lucky dan hasilnya... nihil :( air di dalam botol tidak panas sama sekali :(( Sekelompok bingung apa yang salah dengan alat ini, apakah karena sudutnya salah, atau tidak bisa memantulkan cahaya, atau pemantul terlalu panjang dan letoy? :(

Kami melakukan kerja kelompok lagi di rumah saya dan di kerja kelompok itu kami menemukan bahwa alumunium foil yang ditempel pada kardus sebagai pemantul dalam posisi terbalik :(( Pantes aja ga mantulin cahaya :( lalu kami pun memotong panel menjadi lebih pendek serta menggunakan teknologi lidi pada panel ini biar ga letoy lagi. *inovasi baru ini :)) Akhirnya jadilah Oven Matahari 1.5! :v

Di hari berikutnya kami melakukan percobaan lagi di sekolah jam 2 siang dan hasilnya... nihil lagi :( air di dalam botol tidak panas sama sekali :(( apalagi yang salah? Sepertinya wadah air yang digunakan tidak boleh dari isolator panas seperti botol plastik daaan.. cahaya matahari jam 2 siang sulit dipantulkan ke dalam kotak, memang akar permasalahan dari semua ini masalah sudut yang belum diketahui pada saat itu..

Alhamdulillah mendapat nomor undian 62, dengan jadwal di tanggal 18 April, alhamdulillah masih lama banget *waktu itu teh. Liburan panjang karena praUN dan UN kelas 12 pun tiba, selama liburan ini sibuk banget mikirin RBL -_-. Setelah berkonsultasi dengan bapak akhirnya dapet pencerahan, sudut berhasil ditemukan yaitu 65 derajat. Dan kepikiran juga apa yang mau dihitung selain kalor, yaitu daya dan efisiensi. Terima Kasih Bapak, Bapak Memang Yang Terbwaek! :"))

Bapakku juga yang memberikan solusi dengan memberi ide untuk membuat penyangga bersudut 65 dan penutup dari plastik (memang bapak yang terbwaek :'D ) jadilah Oven Matahari 2.0 (?) atau mungkin sekarang disebut "Oven Tenaga Surya" :)) 

Percobaan Oven Tenaga Surya

Selama liburan sulit sekali mencari matahari, mendung wae... Jadi pada hari itu, selagi panas, saya melakukan percobaan sendiri. Serta selama liburan pun saya mulai mengerjakan laporan bab 1-3 *ya daripada nanti pas masuk kececeran. Lalu selama percobaan akhirya proyek ini berhasil! Temperatur suhu meningkat lumayan banyak pada air di wadah alumunium *alhamdulillah.. Namun suhu menurun pada percobaan tanpa tutup, sedangkan pada yang tertutup suhu tidak menurun, ini membuktikan adanya prinsip rumah kaca *ea

Alat Pengukur Daya Radiasi Matahari

Pada percobaan kami, kami membandingkan daya radiasi yang diperoleh dari matahari dengan menggunakan alat pengukur ini dan daya yang dihasilkan alat sehingga diperoleh efisiensi. Efisiensi yang kami dapat sebesar 4.375%, dan ternyata efisiensi sebesar ini memang wajar2 saja karena panel surya paling bagus pun hanya 15%.

Akhirnya hari presentasi tiba, laporan sudah jadi, semua berjalan lancar walau ada pertanyaan2 yang tidak bisa dijawab. Kami mendapat applause dari Bu Diana dan penonton yang lain, pribadi sih seneng banget :')) alhamdulillah semua ini sudah berakhir dan saya pun mendapat pengalaman yang cukup berharga, mungkin untuk kedepannya. Terima kasih kepada guru, orang tua, dan teman2 yang sudah memberi dukungan. Dan terima kasih banyak kepada bapakku tersayang yang terbaik sedunia :)) Bebas RBL! :'D